"Tidak ada dua harimau dalam satu gunung", begitulah yang gw kutip dalam film Sang Pialang. Sederhana? Ya, tapi menurut gw sangat mendalam arti dan maknanya.
Jika gw telusuri lebih mendalam memang harimau termasuk kedalam golongan hewan yang hidup secara soliter, ia nggak suka berkoloni. Mereka hewan yang selalu mempertahankan daerah teritorial kekuasaannya, sehingga kerap kali diberi julukan "Si Raja Hutan". Harimau jantan nggak suka mengasuh anaknya, sedangkan betina lah yang membesarkan dan memberi makan anaknya. Ia lebih memilih untuk berburu mangsa sendiri di rimbunnya hutan. Itulah sedikit karakteristik tentang harimau.
Balik lagi ke dalam cerita, jika diibaratkan kutipan di atas terjadi kedalam kehidupan manusia, dan apakah yang akan terjadi? Lihat harimau itu! Lihat! Kesepian bukan..
Jadi bukan nggak mungkin manusia pun akan merasa sangat begitu kesepian jika seorang diri, seperti yang dialami harimau itu. Padahal hakikatnya manusia adalah makhluk sosial, yang dimana setiap manusia membutuhkan bantuan orang lain atau bermasyarakat.
Manusia dikatakan sebagai makhluk sosial, juga karena pada diri manusia ada dorongan dan kebutuhan untuk berhubungan (interaksi) dengan orang lain, manusia juga nggak akan bisa hidup sebagai manusia kalau nggak hidup di tengah-tengah manusia.
Pernah dengar cerita Nabi Adam dan Siti Hawa? (lebih lengkap baca bukunya atau googling). Ya kira-kira seperti itulah gambaran makhluk sosial. Tentu Tuhan Maha Tahu bagaimana ketika Adam sendiri dimuka bumi akan merasa kesepian, untuk itu Tuhan juga menurunkan Hawa sebagai pendamping sekaligus pasangan hidupnya. Namun, tidak begitu saja Tuhan mempertemukan keduanya. Adam harus berusaha untuk mencari Hawa, sedangkan bumi begitu luas dan pada masa itu tidak ada yang namanya alat komunikasi (mungkin pakai telepati). Nggak kebayang sama gw bagaimana perjuangan mereka berdua untuk bertemu. Ketika ada usaha, do'a, dan ikhtiar kita yakin bahwa Tuhan akan mendengar setiap hambanya. Subhanallah
Untuk itu buat kalian-kalian kejarlah dia (seseorang) sampai dapet, tapi inget jangan nikung ataupun merebut. Minta sama yang punya, syukur-syukur dikasih (nggak jelas dah).
Jadi gw menyimpulkan bahwa manusia nggak akan bisa hidup tanpa manusia lainnya. Tuhan menciptakan manusia dengan sebaik-baiknya makhluk yang berada hidup dimuka bumi ini. Manusia mempunyai akal sehat, nalar, logika, dan lainnya. Terlebih manusia mempunyai yang namanya hati, sebagaimana kita ketahui dengan rasa simpati dan empati terhadap manusia lainnya.
Namun, belakangan ini gw melihat banyak orang-orang yang bermain-main dengan hati, dimana porsi cinta mereka terhadap kekasihnya begitu besar, dan ketika telah mengecewakannya alhasil timbul yang namanya "Galau" (dasar lebay).
Cinta dari hati, jadi hati-hati dalam mencinta (ett pansi makin nggak jelas).
Untuk memperoleh ketenangan jiwa, isi hati untuk-Nya. Cintai sepenuhnya. Beri porsi terbaik. Insyaallah dalam hidup kita akan merasakan ketenangan bukan kegelisahan.
Dan terakhir gw cuma mau bilang bahwa yang nulis ini juga belum tentu bener orangnya. Lagi-lagi sok tahu!
Ciater, 16 April 2016
9.55 PM
Jika gw telusuri lebih mendalam memang harimau termasuk kedalam golongan hewan yang hidup secara soliter, ia nggak suka berkoloni. Mereka hewan yang selalu mempertahankan daerah teritorial kekuasaannya, sehingga kerap kali diberi julukan "Si Raja Hutan". Harimau jantan nggak suka mengasuh anaknya, sedangkan betina lah yang membesarkan dan memberi makan anaknya. Ia lebih memilih untuk berburu mangsa sendiri di rimbunnya hutan. Itulah sedikit karakteristik tentang harimau.
Balik lagi ke dalam cerita, jika diibaratkan kutipan di atas terjadi kedalam kehidupan manusia, dan apakah yang akan terjadi? Lihat harimau itu! Lihat! Kesepian bukan..
Jadi bukan nggak mungkin manusia pun akan merasa sangat begitu kesepian jika seorang diri, seperti yang dialami harimau itu. Padahal hakikatnya manusia adalah makhluk sosial, yang dimana setiap manusia membutuhkan bantuan orang lain atau bermasyarakat.
Manusia dikatakan sebagai makhluk sosial, juga karena pada diri manusia ada dorongan dan kebutuhan untuk berhubungan (interaksi) dengan orang lain, manusia juga nggak akan bisa hidup sebagai manusia kalau nggak hidup di tengah-tengah manusia.
Pernah dengar cerita Nabi Adam dan Siti Hawa? (lebih lengkap baca bukunya atau googling). Ya kira-kira seperti itulah gambaran makhluk sosial. Tentu Tuhan Maha Tahu bagaimana ketika Adam sendiri dimuka bumi akan merasa kesepian, untuk itu Tuhan juga menurunkan Hawa sebagai pendamping sekaligus pasangan hidupnya. Namun, tidak begitu saja Tuhan mempertemukan keduanya. Adam harus berusaha untuk mencari Hawa, sedangkan bumi begitu luas dan pada masa itu tidak ada yang namanya alat komunikasi (mungkin pakai telepati). Nggak kebayang sama gw bagaimana perjuangan mereka berdua untuk bertemu. Ketika ada usaha, do'a, dan ikhtiar kita yakin bahwa Tuhan akan mendengar setiap hambanya. Subhanallah
Untuk itu buat kalian-kalian kejarlah dia (seseorang) sampai dapet, tapi inget jangan nikung ataupun merebut. Minta sama yang punya, syukur-syukur dikasih (nggak jelas dah).
Jadi gw menyimpulkan bahwa manusia nggak akan bisa hidup tanpa manusia lainnya. Tuhan menciptakan manusia dengan sebaik-baiknya makhluk yang berada hidup dimuka bumi ini. Manusia mempunyai akal sehat, nalar, logika, dan lainnya. Terlebih manusia mempunyai yang namanya hati, sebagaimana kita ketahui dengan rasa simpati dan empati terhadap manusia lainnya.
Namun, belakangan ini gw melihat banyak orang-orang yang bermain-main dengan hati, dimana porsi cinta mereka terhadap kekasihnya begitu besar, dan ketika telah mengecewakannya alhasil timbul yang namanya "Galau" (dasar lebay).
Cinta dari hati, jadi hati-hati dalam mencinta (ett pansi makin nggak jelas).
Untuk memperoleh ketenangan jiwa, isi hati untuk-Nya. Cintai sepenuhnya. Beri porsi terbaik. Insyaallah dalam hidup kita akan merasakan ketenangan bukan kegelisahan.
Dan terakhir gw cuma mau bilang bahwa yang nulis ini juga belum tentu bener orangnya. Lagi-lagi sok tahu!
Ciater, 16 April 2016
9.55 PM
Comments
Post a Comment