Skip to main content

MAKALAH KOMUNIKASI BISNIS NEGOSIASI



TUGAS
“KOMUNIKASI BISNIS NEGOSIASI”
Untuk memenuhi nilai mata kuliah Komuikasi Bisnis
                                                                 

Oleh:
WAWAN KURNIAWAN ( 2012051812 )


FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN MANAJEMEN
UNIVERSITAS PAMULANG
Tahun Akademik 2014/2015




DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL.................................................................................... 1
DAFTAR ISI................................................................................................... 2
BAB I PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang.............................................................................. ....... 3
B.  Tujuan Penulisan............................................................................ ....... 4
C.  Rumusan Masalah.......................................................................... ....... 4
BAB II PEMBAHASAN MASALAH
A.  Negoisasi dan Cakupannya .................................................................  5
B.  Proses Negoisasi ........................................................................... ..... 10
C.  Negoisasi Dengan Hati ................................................................. ..... 13
BAB III PENUTUP
A.  Kesimpulan ........................................................................................ 15
B.  Saran .................................................................................................. 16









BAB I
PENDAHULUAN


A.      Latar Belakang
Tanpa kita sadari, setiap hari kita sesungguhnya selalu melakukan negosiasi. Negosiasi adalah sesuatu yang kita lakukan setiap saat dan terjadi hampir di setiap aspek kehidupan kita. Selain itu negosiasi adalah cara yang paling efektif untuk mengatasi dan menyelesaikan konflik atau perbedaan kepentingan.
Negosiasi diperlukan dalam kehidupan manusia karena sifatnya yang begitu erat dengan filosofi kehidupan manusia dimana setiap manusia memiliki sifat dasar untuk mempertahankan kepentingannya, disatu sisi manusia lain juga memiliki kepentingan. Padahal, kedua pihak tersebut memiliki suatu tujuan yang sama, yaitu memenuhi kepentingan dan kebutuhannya. Apabila terjadi benturan kepentingan terhadap suatu hal, maka timbullah suatu sengketa. Dalam penyelesaian sengketa dikenal berbagai macam cara, salah satunya negoisasi.
Kita memperoleh apa yang kita inginkan melalui negosiasi. Mulai dari bangun pagi, mungkin kita harus mengambil kesepakatan siapa yang harus menggunakan kamar mandi terlebih dahulu, kemudian apakah sopir harus mengantar isteri anda atau anda terlebih dahulu. Demikian pula di kantor misalnya kita melakukan negosiasi dalam rapat direksi, rapat staf, bahkan untuk menentukan di mana akan makan siang kita harus bernegosiasi dengan rekan sekerja kita, bahkan untuk pergi kuliah pun, kita akan bernegosiasi pada diri sendiri mengenai baju apa yang akan kita kenakan. Jadi kita semua pada dasarnya adalah negosiator. Beberapa dari kita melakukannya dengan baik, sedangkan sebagian lagi tidak pernah memenangkan negosiasi. Sebagian kita hanya menjadi pengikut atau selalu mengikuti dan mengakomodasi kepentingan orang lain.
Negosiasi dilakukan oleh semua manusia yang berinteraksi dengan manusia lainnya. Mulai dari anak kecil sampai orang tua, semua lapisan dari kalangan sosial terbawah sampai dengan kaum elit di kalangan atas. Negosiasi dilakukan mulai dari rumah, sekolah, kantor, dan semua aspek kehidupan kita. Oleh karena itu penting bagi kita dalam rangka mengembangkan dan mengelola diri (manajemen diri), untuk dapat memahami dasar-dasar, prinsip dan teknik-teknik bernegosiasi sehingga kita dapat melakukan negosiasi serta membangun relasi yang jauh lebih efektif dan lebih baik dengan siapa saja.

B.       Tujuan Penulisan
Supaya mahasiswa dapat mengetahui dan mempelajari lebih jauh tentang negoisasi, seluruh aspek yang mendampinginya sehingga dapat diimplementasikan ke dunia nyata. Mencari solusi, berfikir krisis dan bertindak aktif sedini mungkin. Diharapkan pula makalah ini dapat menjadi acuan belajar dalam mempelajari Negoisasi di Perguruan Tinggi.

C.       Rumusan Masalah
Adapun makalah ini dibuat dengan rumusan masalah :
1.    Negoisasi dan cakupannya ?
2.    Proses Negoisasi ?
3.    Manajemen Konflik ?
4.    Negoisasi dengan hati ?








BAB II
PEMBAHASAN MASALAH


A.      Negoisasi dan Cakupannya
1.    Pengertian Negoisasi
Salah satu keterampilan komunikasi yang sering kali kita laksanakan adalah negosiasi. Negosiasi dapat terjadi setiap hari antar anggota keluarga, di toko, kampus atau di tempat kerja. Secara sederhana negosiasi terjadi bila orang lain memiliki apa yang kita inginkan dan kita bersedia menukarnya dengan apa yang diinginkan mereka. Negosiasi adalah ketrampilan yang bisa dipelajari dan dilatih.
Negoisasi merupakan kosakata yang sering kita dengar. Negoisasi merupakan proses yang sering sekali kita lakukan dalam hidup dan sering pula kita tidak sadar kalau kita tengah melakukan negoisasi. Untuk itu perlu terlebih dahulu dijelasakan pengertian negoisasi. Negoisasi dipahami sebagai sebuah proses dimana terdapat pihak ingin menyelesaikan permasalahan, melakuakan suatu persetujuan untuk melakukan suatu perbuatan, melakukan penawaran untuk mendapatkan keuntungan tertentu, dan atau berusaha menyelesaikan permasalahan untuk keutungan tertentu.



2.    Karakteristik Negoisasi
a.    Senantiasa melibatkan orang baik sebagai individual, perwakilan organisasi atau perusahaan, sendiri atau dalam kelompok.
b.    Memiliki ancaman terjadinya atau di dalamnya mengandung konflik yang terjadi mulai dari awal sampai terjadi kesepakatan dalam akhir negosiasi.
c.    Menggunakan cara-cara pertukaran sesuatu baik berupa tawar menawar (bargain) maupun tukar menukar (barter).
d.   Hampir selalu berbentuk tatap muka yang menggunakan bahasa lisan, gerak tubuh, maupun ekspresi.
e.    Negosiasi biasanya menyangkut hal-hal di masa depan atau sesuatu yang belum terjadi dan kita inginkan terjadi.

3.    4 Prinsip Negoisasi
a.    Memisahkan perasaan pribadi dengan masalah yang sedang dihadapi.
b.    Berfokus pada kepentingan bukan pada posisi.
c.    Mengumpulkan beberapa pilihan sebelum membuat keputusan akhir.
d.   Kharismatik, vokal yang terdengar meyakinkan pada saat negoisasi.

4.    Kemampuan Bernegoisasi
Meskipun secara lahiriah manusia telah dibekali dengan kemampuan untuk bernegosiasi, namun untuk dapat bernegoisiasi dengan baik, kemampuan dasar tersebut pelu dikembangkan. Adapun, beberapa kemampuan dasar untuk dapat bernegosiasi yang baik adalah :
a.    Kemampuan menentukan serangkaian tujuan, namun tetap fleksibel dengan sebagian diantaranya. Selain harus mampu mempertahankan serangkaian tujuan, dalam organisasi, seorang negosiator harus mampu bersikap fleksibel dalam membaca keseimbangan atau perubahan posisi tawar yang terjadi selama negosiasi.
b.    Kemampuan untuk mencari kemungkinan-kemungkinan dari pilihan yang banyak. Dalam hal ini, seorang megosiator harus jeli membaca kemungkinan dan memprediksi konsekuensi yang mungkin timbul dari masing-masing pilihan. Sebaiknya seorang negosiator sudah harus mampu memprediksi kemungkinan terbaik dan terburuk yang mungkin timbul.
c.    Kemampuan untuk mempersiapkan dengan baik. Tidak ada negosiasi yang baik tanpa persiapan yang baik. Negosiator ulung selalu mempersiapkan segala sesuaatu, mulai dari hal besar hingga hal kecil jauh sebelum pelaksanaan negosiasi. Namun, tak jarang seorang negosiator harus mampu melakukan negosiasi pada saat yang tidak terduga.
d.   Kompetensi interaktif, yaiut mampu mendengarkan dan menanyakan pihak-piahk lain. Menjawab lebih mudah dari memberikan pertanyaan yang baik, karena setiap jawaban lahir karena ada pertanyaan. Tanpa adanya pertanyaan yang baik, jawaban yang baik tidak bisa diharapkan.
e.    Kemampuan menentukan prioritas. Dalam negosiasi, segala hal yang dinegosiasikan adalah penting, hanya saja seorang negosiator harus mampu memberikan prioritas kepada permasalahan yang ada, hingga tersusun dalam tingkatan prioritas.
Dengan memiliki kemampuan dasar tersebut, diharapkan negosiator sudah memiliki dasar pemikiran dan kemampuan untuk bernegosiasi. Selanjutnya, selain kemampuan dasar tersebut, seorang negosiator harus memiliki kemampuan berbicara (retorika) dan kemampuan memimpin (leadership) serta manajemen yang baik agar mampu menetukan alur negosiasi dan melangsungkan negosiasi hingga tujuan tercapai.

5.    Dua Jenis Negosiator
a.    Value Claimers
Memandang negosiasi sebagai proses pertikaian.  Masing-masing pihak berusaha mendapatkan sebanyak mungkin jatah atau kemenangan dan memberikan sesedikit mungkin jatah atau kemenangan bagi lawannya.
b.    Value Creators
Mengutamakan proses yang akan menguntungkan kedua belah pihak. Mencoba untuk menciptakan nilai tambah bagi kedua belah pihak yang bernegosiasi.

6.    Cakupan Negoisasi
Dalam konteks organisasi, negosiasi dapat terjadi :
a.    Antara dua orang
Misal: pada saat manajer dan bawahannya memutuskan tanggal penyelesaian proyek yang harus diselesaikan oleh bawahan.
b.    Dalam kelompok
Misal: untuk mengambil keputusan kelompok atas suatu kasus.
c.    Antar kelompok
Misal: bagian pembelian dengan pemasok dalam kesepakatan harga, kualitas atau tanggal penyerahan barang.

7.    Unsur-unsur Negosiasi
a.    Ketergantungan dalam suatu tingkatan, antara pihak-pihak yang terlibat.
b.    Ketidaksepakatan atau konflik (baik konflik nyata atau yang tersembunyi).
c.    Interaksi yang oportunistik (setiap pihak punya keinginan untuk berusaha mempengaruhi orang lain)
d.   Kesepakatan.

8.    Tujuan Negoisasi
a.    Tujuan agresif - berusaha memperoleh keuntungan dari kerugian (damage) pihak lawan.
b.    Tujuan kompetitif - berusaha memperoleh sesuatu yang lebih (getting more) dari pihak lawan.
c.    Tujuan kooperatif - berusaha memperoleh kesepakatan yang saling menguntungkan (mutual gain).
d.   Tujuan pemusatan diri - berusaha memperoleh keuntungan tanpa memperhatikan penerimaan pihak lain.
e.    Tujuan defensif - berusaha memperoleh hasil dengan menghindari yang negative.

9.    Gaya-gaya Negoisasi
Dalam gaya negosiasi dapat dijelaskan dalam dua dimensi, yaitu arah dan kekuatan :
a.    Arah berbicara tentang cara kita menangani informasi.
·      Mendorong (push), yaitu memberi informasi, mengajukan usul, melalaikan kontribusi orang lain.
·      Menarik (pull), yaitu mengajukan pertanyaan untuk mendapatkan informasi, meminta saran, memastikan pemahaman, meminta kejelasan, menyatakan perasaan kita.
b.    Kekuatan berbicara tentang keluwesan kita untuk beranjak dari kedudukan kita yang semula.
·      Bersikap keras : kita ingin menang berapapun harganya, tidak akan mengalah atau mundur, tidak akan menerima tawaran apapun, kita mengejar sasaran yang tinggi.
·      Bersikap lunak : kita mengalah, ragu-ragu, sulit untuk berkata tidak, menyesuaikan diri.

10.    Prasyarat Negoisasi Yang Efektif
a.    Kemauan (wilingness), mau menyelesaikan masalah dan bernegoisasi secara sukarela.
b.    Kesiapan (preparedness), siap melakukan negoisasi.
c.    Kewenangan (authoritative), mempunyai wewenang mengambil keputusan.
d.   Keseimbangan kekkuatan (equal bargaining power), memiliki kekuatan yang relatif seimbang sehingga dapat menciptakan saling ketergantungan.
e.    Keterlibatan seluruh pihak terkait (stakeholdership), dukungan seluruh pihak terkait dalam proses negoisasi.
f.     Holistik (comprehensive), pembahasan permasalahan secara menyeluruh.
g.    Komunikasi dan rasa percaya antara sesama pihak masih ada.
h.    Sengketa tidak terlalu pelik.
i.      Tanpa prasangka, segala komunikasi atau diskusi dalam rangka menyelesaikan sengketa tidak dapat sebagai bukti.
                                                                                                                                                                            Prasyarat Negoisasi yang Efektif
B.       Proses Negoisasi
Seperti proses dan teknik komunikasi yang lain, negosiasi mengharuskan kita untuk mempersiapkan diri dari persiapan, pelaksanaan sampai bagaimana kita menutup proses tersebut. Persiapan dimulai dengan rencana – sasaran akhir dan strategi untuk mencapainya, tujuan yang diinginkan, persiapan diri, melihat posisi lawan komunikasi, pendekatan dan strategi yang tepat, dan suasana yang mendukung. Saat pelaksanaan negosiasi, membaca tanda-tanda nonverbal, membuat dan menanggapi usulan, menentukan posisi kita,  dan menanggapi siasat yang diberikan lawan kita. Pada proses menutup negosiasi, bagaimana membahas konsesi dan posisi kita, cara menutup yang berkesan, mengatasi kemacetan dan menghasilkan sebuah hasil yang diharapkan bila tidak mencari solusi lain yang tepat dan terakhir melaksanakan keputusan yang dibuat.
Langkah-langkah bernegoisasi
1.    Persiapan
Langkah pertama dalam melakukan negosiasi adalah langkah persiapan. Persiapan yang baik merupakan fondasi yang kokoh bagi negosiasi yang akan kita lakukan. Hal tersebut akan memberikan rasa percaya diri yang kita butuhkan dalam melakukan negosiasi. Yang pertama harus kita lakukan dalam langkah persiapan adalah menentukan secara jelas apa yang ingin kita capai dalam negosiasi. Tujuan ini harus jelas dan terukur, sehingga kita bisa membangun ruang untuk bernegosiasi. Tanpa tujuan yang terukur, kita tidak memiliki pegangan untuk melakukan tawar-menawar atau berkompromi dengan pihak lainnya. Hal kedua dalam persiapan negosiasi adalah kesiapan mental kita. Usahakan kita dalam kondisi relaks dan tidak tegang. Cara yang paling mudah adalah dengan melakukan relaksasi. Bagi kita yang menguasai teknik pemrograman kembali bawah sadar (subconscious reprogramming) kita dapat melakukan latihan negosiasi dalam pikiran bawah sadar kita, sehingga setelah melakukannya berkali-kali secara mental, kita menjadi lebih siap dan percaya diri.
2.    Pembukaan
Mengawali sebuah negosiasi tidaklah semudah yang kita bayangkan. Kita harus mampu menciptakan atmosfir atau suasana yang tepat sebelum proses negosiasi dimulai. Untuk mengawali sebuah negosiasi dengan baik dan benar, kita perlu memiliki rasa percaya diri, ketenangan, dan kejelasan dari tujuan kita melakukan negosiasi. Ada tiga sikap yang perlu kita kembangkan dalam mengawali negosiasi yaitu: pleasant (menyenangkan), assertive (tegas, tidak plin-plan), dan firm (teguh dalam pendirian). Senyum juga salah satu hal yang kita perlukan dalam mengawali sebuah negosiasi, sehingga hal tersebut akan memberikan perasaan nyaman dan terbuka bagi kedua pihak. Berikut ada beberapa tahapan dalam mengawali sebuah negosiasi :
a.    Jangan memegang apa pun di tangan kanan anda ketika memasuki ruangan negosiasi.
b.    Ulurkan tangan untuk berjabat tangan terlebih dulu.
c.    Jabat tangan dengan tegas dan singkat.
d.   Berikan senyum dan katakan sesuatu yang pas untuk mengawali pembicaraan.
Selanjutnya dalam pembicaraan awal, mulailah dengan membangun common ground, yaitu sesuatu yang menjadi kesamaan antar kedua pihak dan dapat dijadikan landasan bahwa pada dasarnya selain memiliki perbedaan, kedua pihak memiliki beberapa kesamaan yang dapat dijadikan dasar untuk membangun rasa percaya.
3.    Memulai proses negosiasi
Langkah pertama dalam memulai proses negosiasi adalah menyampaikan (proposing) apa yang menjadi keinginan atau tuntutan kita. Yang perlu diperhatikan dalam proses penyampaian tujuan kita tersebut adalah :
a.    Tunggu saat yang tepat bagi kedua pihak untuk memulai pembicaraan pada materi pokok   negosiasi.
b.    Sampaikan pokok-pokok keinginan atau tuntutan pihak anda secara jelas, singkat dan penuh percaya diri.
c.    Tekankan bahwa anda atau organisasi anda berkeinginan untuk mencapai suatu kesepakatan dengan mereka.
d.   Sediakan ruang untuk manuver atau tawar-menawar dalam negosiasi, jangan membuat hanya dua pilihan ya atau tidak.
e.    Sampaikan bahwa jika mereka memberi anda ini anda akan memberi mereka itu. Sehingga mereka mengerti dengan jelas apa yang harus mereka berikan sebagai kompensasi dari apa yang akan kita berikan.
f.     Mendengarkan dengan efektif apa yang ditawarkan atau yang menjadi tuntutan pihak lain. Mendengar dengan efektif memerlukan kebiasaan dan teknik-teknik tertentu. Seperti misalnya bagaimana mengartikan gerakan tubuh dan ekspresi wajah pembicara. Usahakan selalu membangun kontak mata dengan pembicara dan kita berada dalam kondisi yang relaks namun penuh perhatian.
4.    Zona Tawar Menawar (The Bargaining Zone)
Dalam proses intidari negosiasi, yaitu proses tawar menawar, kita perlu mengetahui apa itu The Bargaining Zone (TBZ). TBZ adalah suatu wilayah ruang yang dibatasi oleh harga penawaran pihak penjual (Seller’s Opening Price) dan Tawaran awal oleh pembeli (Buyer’s Opening Offer). Di antara kedua titik tersebut terdapat Buyer’s Ideal Offer, Buyer’s Realistic Price dan Buyer’s Highest Price pada sisi pembeli dan Seller’s Ideal Price, Seller’s Realistic Price dan Seller’s Lowest Price pada sisi pembeli. Kesepakatan kedua belah pihak yang paling baik adalah terjadi di dalam wilayah yang disebut Final Offer Zone yang dibatasi oleh Seller’s Realistic Price dan Buyer’s Realistic Price. Biasanya kesepakatan terjadi ketika terdapat suatu overlap antara pembeli dan penjual dalam wilayah Final Offer Zone.
5.    Membangun Kesepakatan
Babak terakhir dalam proses negosiasi adalah membangun kesepakatan dan menutup negosiasi. Ketika tercapai kesepakatan biasanya kedua pihak melakukan jabat tangan sebagai tanda bahwa kesepakatan (deal or agreement) telah dicapai dan kedua pihak memiliki komitmen untuk melaksanakannya. Yang perlu kita ketahui dalam negosiasi tidak akan pernah tercapai kesepakatan kalau sejak awal masing-masing atau salah satu pihak tidak memiliki niat untuk mencapai kesepakatan. Kesepakatan harus dibangun dari keinginan atau niat dari kedua belah pihak, sehingga kita tidak bertepuk sebelah tangan.  Karena itu, penting sekali dalam awal-awal negosiasi kita memahami dan mengetahui sikap dari pihak lain, melalui apa yang disampaikan secara lisan, bahasa gerak tubuh maupun ekspresi wajah. Karena jika sejak awal salah satu pihak ada yang tidak memiliki niat atau keinginan untuk mencapai kesepakatan, maka hal tersebut berarti membuang waktu dan energi kita. Untuk itu perlu dicari jalan lain, seperti misalnya: conciliation, mediation dan arbitration melalui pihak ketiga.

C.       Negoisasi Dengan Hati
Pada dasarnya negosiasi adalah cara bagaimana kita mengenali, mengelola dan mengendalikan emosi kita dan emosi pihak lain. Di sinilah seringkali banyak di antara kita tidak menyadari bahwa negosiasi sebenarnya lebih banyak melibatkan apa yang ada di dalam hati atau jiwa seseorang. Ini seperti gambaran sebuah gunung es, di mana puncak yang kelihatan merupakan hal-hal yang formal, tuntutan yang dinyatakan dengan jelas, kebijakan atau prosedur perusahaan, maupun hubungan atau relasi bisnis yang didasarkan pada hitungan untung rugi.
Sedangkan yang sering dilupakan dalam proses negosiasi adalah hal-hal yang tidak kelihatan, seperti misalnya hasrat,keinginan, perasaan, nilai-nilai maupun keyakinan yang dianut oleh individual yang terlibat dalam konflik atau yang terlibat dalam proses negosiasi. Hal-hal yang di dalam inilah justru seringkali menjadi kunci terciptanya negosiasi yang sukses dan efektif.
Negosiasi sebenarnya melibatkan tiga hal pokok yang kami sebut sebagai Negotiation Triangle, yaitu terdiri dari HEART (yaitu karakter atau apa yang ada di dalam kita yang menjadi dasar dalam kita melakukan negosiasi), HEAD (yaitu metoda atau teknik-teknik yang kita gunakan dalam melakukan negosiasi), HANDS (yaitu kebiasaan-kebiasaan dan perilaku kita dalam melakukan negosiasi yang semakin menunjukkan jam terbang kita menuju keunggulan atau keahlian dalam bernegosiasi).
Jadi, sebenarnya tidaklah cukup melakukan negosiasi hanya berdasarkan hal-hal formal, kebijakan dan prosedur, atau teknik-teknik dalam negosiasi. Justru kita perlu menggunakan ketiga komponen tersebut yaitu: karakter, metoda dan perilaku. Dalam banyak hal, negosiasi justru tidak terselesaikan di meja perundingan atau meja rapat formal, tetapi justru dalam suasana yang lebih informal dan relaks, di mana kedua pihak berbicara dengan hati dan memanfaatkan sisi kemanusiaan pihak lainnya. Karena pada dasarnya selain hal-hal formal yang ada dalam proses negosiasi, setiap manusia memiliki keinginan, hasrat, perasaan, nilai-nilai dan keyakinan yang menjadi dasar bagi setiap langkah pengambilan keputusan yang dilakukannya.




BAB III
PENUTUP


A.      Kesimpulan
Negosiasi adalah proses komunikasi antara penjual dan calon pembeli baik perorangan maupun kelompok yang di dalamnya terjadi diskusi dan perundingan untuk mencapai kesepakatan tujuan yang saling menguntungkan kedua belah pihak.
Dalam proses negosiasi masing-masing kedua belah pihak harus meletakan negosiasi di atas segalanya untuk mencapai tujuan bersama sehingga negosiasi dapat di lakukan dengan baik.
Kita semua adalah negoisiator yang selalu melakukan negoisiasi setiap hari. Hanya saja, kita tidak sadar, jikalau kita sedang melakukan suatu negoisasi. Negosiasi tidaklah untuk mencari pemenang dan pecundang dalam setiap negosiasi terdapat kesempatan untuk menggunakan kemampuan sosial dan komunikasi efektif dan kreatif untuk membawa kedua belah pihak ke arah hasil yang positif bagi kepentingan bersama. karena pada dasarnya sebuah negoisasi adalah sebuah kesepakatan diantara orang-orang yang melakukan negoisasi.
Kemampuan bernegoisasi sangat dibutuhkan, karena setiap aktivitas membuthkan negoisasi. Kita selalu melakukan negoisasi kepada orang tua, kakak, adik, anak, suami, istri, teman, kerabat bahkan negoisasi terhadap diri sendiri kerap kita lakukan. Orang-orang yang selalu melakukan negoisasi adalah cerdas. Mengapa? Karena dalam negoisasi terdapat kesepakatan yang menghasilkan keputusan dan keputusan itu adalah hal yang menyangkut dengan kepentingan diri sendiri yang mengambil sebuah resiko dan mengharapkan keuntungan tertentu. Untuk itu, latihlah diri anda untuk selalu bernegoisasi.


B.       Saran
Dalam proses Negosiasi masing-masing kedua belah pihak
1.      Seharusnya meletakan negosiasi di atas segalanya untuk mencapai tujuan dan kesepakatan bersama.
2.      Selain itu di butuhkan keahlian dalam pengetahuan tentang perilaku konsumen,segmen pasar yang di hadapi,target dalam pemasaran,tata cara pembuatan administrasi penjualan.
3.      Dan juga bagaimana mengidenfikasi keberatan calon pelanggan.
Kesepakatan dalam negoisasi ini sebagai dasar jaminan untuk keberhasilan dalam bernegoisasi.

Comments

Popular posts from this blog

"Tidak Ada Dua Harimau dalam Satu Gunung"

"Tidak ada dua harimau dalam satu gunung", begitulah yang gw kutip dalam film Sang Pialang. Sederhana? Ya, tapi menurut gw sangat mendalam arti dan maknanya. Jika gw telusuri lebih mendalam memang harimau termasuk kedalam golongan hewan yang hidup secara soliter, ia nggak suka berkoloni. Mereka hewan yang selalu mempertahankan daerah teritorial kekuasaannya, sehingga kerap kali diberi julukan "Si Raja Hutan". Harimau jantan nggak suka mengasuh anaknya, sedangkan betina lah yang membesarkan dan memberi makan anaknya. Ia lebih memilih untuk berburu mangsa sendiri di rimbunnya hutan. Itulah sedikit karakteristik tentang harimau. Balik lagi ke dalam cerita, jika diibaratkan kutipan di atas terjadi kedalam kehidupan manusia, dan apakah yang akan terjadi? Lihat harimau itu! Lihat! Kesepian bukan.. Jadi bukan nggak mungkin manusia pun akan merasa sangat begitu kesepian jika seorang diri, seperti yang dialami harimau itu. Padahal hakikatnya manusia adalah makhluk sosi

MAKALAH BALACED SCORECARD

MAKALAH “BALANCED SCORECARD” Untuk memenuhi nilai mata kuliah Akuntansi Manajemen                                                                                   Oleh: WAWAN KURNIAWAN ( 2012051812 ) FAKULTAS EKONOMI JURUSAN MANAJEMEN UNIVERSITAS PAMULANG Tahun Akademik 2013/2014 KATA PENGANTAR Syukur Alhamdulillah penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Makalah yang berjudul “ BALANCED SCORECARD ”. Dalam pelaksanaan penyusunan tugas ini, penulis mendapat banyak bantuan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang tulus kepada : 1.         Keluarga tercinta yang telah membantu penulis dengan Do’a dan dukungan dalam berbagai hal. 2.         Zaenal Abidin S.Pd, M.Si selaku Kaprodi Manajemen. 3.         Nani Rusnaeni SE, MM selaku Dosen pada Mata Kuliah Akuntansi Manajemen. 4.  

MAKALAH USAHA TERNAK ITIK PETELUR

TUGAS AKHIR USAHA TERNAK ITIK PETELUR Oleh: WAWAN KURNIAWAN ( 2012051812 ) UNIVERSITAS PAMULANG FAKULTAS EKONOMI Jurusan Manajemen Tahun Akademik 2013/2014 I LEMBAR PENGESAHAN Tugas Akhir Usaha ini di susun oleh WAWAN KURNIAWAN ini telah siap dipertanggungjawabkan melalui ujian presentasi di depan penguji. Pamulang, 2 Desember 2013 Pembimbing, ( Dr. Amin Kuneifi Elfachmi S.Pd, SE, MM ) Mengetahui, Ketua Program Studi Manajemen : ( Zaenal Abidin S.Pd, M.Si ) II KATA PENGANTAR Syukur Alhamdulillah penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir Usaha yang berjudul “TERNAK ITIK PETELUR”. Dalam pelaksanaan penyusunan tugas ini, penulis mendapat banyak bantuan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang tulus kepada: 1.     Keluarg