TUGAS
“KOMUNIKASI
BISNIS NEGOSIASI”
Untuk
memenuhi nilai mata kuliah Komuikasi Bisnis
Oleh:
WAWAN KURNIAWAN ( 2012051812 )
FAKULTAS
EKONOMI
JURUSAN
MANAJEMEN
UNIVERSITAS
PAMULANG
Tahun
Akademik 2014/2015
DAFTAR
ISI
HALAMAN
SAMPUL.................................................................................... 1
DAFTAR
ISI...................................................................................................
2
BAB
I PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang.............................................................................. ....... 3
B. Tujuan
Penulisan............................................................................ ....... 4
C. Rumusan
Masalah.......................................................................... ....... 4
BAB
II PEMBAHASAN MASALAH
A. Negoisasi
dan Cakupannya ................................................................. 5
B. Proses
Negoisasi ........................................................................... ..... 10
C. Negoisasi
Dengan Hati ................................................................. ..... 13
BAB
III PENUTUP
A. Kesimpulan
........................................................................................ 15
B. Saran
.................................................................................................. 16
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Tanpa kita sadari, setiap hari kita sesungguhnya selalu melakukan
negosiasi. Negosiasi
adalah sesuatu yang kita lakukan
setiap saat dan terjadi hampir di setiap aspek kehidupan kita. Selain itu
negosiasi adalah cara yang paling efektif untuk mengatasi dan menyelesaikan
konflik atau perbedaan kepentingan.
Negosiasi diperlukan dalam kehidupan manusia karena sifatnya yang begitu erat dengan
filosofi kehidupan manusia dimana setiap manusia memiliki sifat dasar untuk
mempertahankan kepentingannya, disatu sisi manusia lain juga memiliki
kepentingan. Padahal, kedua pihak tersebut memiliki suatu tujuan yang sama,
yaitu memenuhi kepentingan dan kebutuhannya. Apabila terjadi benturan
kepentingan terhadap suatu hal, maka timbullah suatu sengketa. Dalam
penyelesaian sengketa dikenal berbagai macam cara, salah satunya negoisasi.
Kita memperoleh apa yang kita inginkan melalui negosiasi. Mulai dari bangun
pagi, mungkin kita harus mengambil kesepakatan siapa yang harus menggunakan
kamar mandi terlebih dahulu, kemudian apakah sopir harus mengantar isteri anda
atau anda terlebih dahulu. Demikian pula di kantor misalnya kita melakukan
negosiasi dalam rapat direksi, rapat staf, bahkan untuk menentukan di mana akan
makan siang kita harus bernegosiasi dengan rekan sekerja kita, bahkan untuk
pergi kuliah pun, kita akan bernegosiasi pada diri sendiri mengenai baju apa
yang akan kita kenakan. Jadi kita semua pada dasarnya adalah negosiator.
Beberapa dari kita melakukannya dengan baik, sedangkan sebagian lagi tidak
pernah memenangkan negosiasi. Sebagian kita hanya menjadi pengikut atau selalu
mengikuti dan mengakomodasi kepentingan orang lain.
Negosiasi
dilakukan oleh semua manusia yang
berinteraksi dengan manusia lainnya. Mulai dari anak kecil sampai orang tua,
semua lapisan dari kalangan sosial terbawah sampai dengan kaum elit di kalangan
atas. Negosiasi dilakukan mulai dari rumah, sekolah, kantor, dan semua aspek
kehidupan kita. Oleh karena itu penting bagi kita dalam rangka mengembangkan
dan mengelola diri (manajemen diri), untuk dapat memahami dasar-dasar, prinsip
dan teknik-teknik bernegosiasi sehingga kita dapat melakukan negosiasi serta
membangun relasi yang jauh lebih efektif dan lebih baik dengan siapa saja.
B.
Tujuan Penulisan
Supaya mahasiswa
dapat mengetahui dan mempelajari lebih jauh tentang negoisasi, seluruh aspek yang mendampinginya sehingga
dapat diimplementasikan ke dunia nyata. Mencari solusi, berfikir krisis dan bertindak aktif sedini mungkin. Diharapkan pula makalah ini dapat menjadi
acuan belajar dalam mempelajari Negoisasi di Perguruan Tinggi.
C.
Rumusan
Masalah
Adapun makalah ini dibuat dengan rumusan masalah
:
1.
Negoisasi dan cakupannya ?
2.
Proses Negoisasi ?
3.
Manajemen
Konflik ?
4.
Negoisasi
dengan hati ?
BAB II
PEMBAHASAN MASALAH
A.
Negoisasi
dan Cakupannya
1.
Pengertian Negoisasi
Salah satu keterampilan
komunikasi yang sering kali kita laksanakan adalah negosiasi. Negosiasi dapat terjadi setiap hari antar anggota keluarga, di
toko, kampus atau di tempat kerja. Secara sederhana negosiasi terjadi bila
orang lain memiliki apa yang kita inginkan dan kita bersedia menukarnya dengan
apa yang diinginkan mereka. Negosiasi adalah ketrampilan yang bisa dipelajari
dan dilatih.
Negoisasi merupakan kosakata yang sering kita dengar. Negoisasi merupakan
proses yang sering sekali kita lakukan dalam hidup dan sering pula kita tidak
sadar kalau kita tengah melakukan negoisasi. Untuk itu perlu terlebih dahulu
dijelasakan pengertian negoisasi. Negoisasi dipahami sebagai sebuah proses
dimana terdapat pihak ingin menyelesaikan permasalahan, melakuakan suatu
persetujuan untuk melakukan suatu perbuatan, melakukan penawaran untuk mendapatkan
keuntungan tertentu, dan atau berusaha menyelesaikan permasalahan untuk
keutungan tertentu.
Dengan demikian, secara sederhana dapat disimpulkan negoisasi
adalah satu cara antara dua orang atau lebih yang berbeda kepentingan
baik itu berupa pendapat, pendirian, maksud atau tujuan dalam mencari
kesepahaman dengan cara mempertemukan penawaran dan permintaan dari masing-masing
pihak, sehingga
tercapai suatu kesepakatan atau kesepahaman kepentingan
baik itu berupa pendapat, pendirian, maksud atau tujuan (mencapai kesepakatan
bersama).
2. Karakteristik Negoisasi
a. Senantiasa melibatkan orang baik sebagai individual, perwakilan organisasi
atau perusahaan, sendiri atau dalam kelompok.
b. Memiliki ancaman terjadinya atau di dalamnya mengandung konflik yang
terjadi mulai dari awal sampai terjadi kesepakatan dalam akhir negosiasi.
c. Menggunakan cara-cara pertukaran sesuatu baik berupa tawar menawar
(bargain) maupun tukar menukar (barter).
d. Hampir selalu berbentuk tatap muka yang menggunakan bahasa lisan, gerak tubuh, maupun ekspresi.
e. Negosiasi biasanya menyangkut hal-hal di masa depan atau sesuatu yang belum
terjadi dan kita inginkan terjadi.
3. 4 Prinsip Negoisasi
a. Memisahkan perasaan pribadi dengan masalah yang sedang dihadapi.
b. Berfokus pada kepentingan bukan pada posisi.
c. Mengumpulkan beberapa pilihan sebelum membuat keputusan akhir.
d. Kharismatik, vokal yang terdengar meyakinkan pada saat negoisasi.
4. Kemampuan Bernegoisasi
Meskipun secara lahiriah manusia telah dibekali dengan kemampuan untuk
bernegosiasi, namun untuk dapat bernegoisiasi dengan baik, kemampuan dasar
tersebut pelu dikembangkan. Adapun, beberapa kemampuan dasar untuk dapat
bernegosiasi yang baik adalah :
a. Kemampuan menentukan serangkaian tujuan, namun tetap fleksibel dengan
sebagian diantaranya. Selain harus mampu mempertahankan serangkaian tujuan,
dalam organisasi, seorang negosiator harus mampu bersikap fleksibel dalam
membaca keseimbangan atau perubahan posisi tawar yang terjadi selama negosiasi.
b. Kemampuan untuk mencari kemungkinan-kemungkinan dari pilihan yang banyak.
Dalam hal ini, seorang megosiator harus jeli membaca kemungkinan dan
memprediksi konsekuensi yang mungkin timbul dari masing-masing pilihan.
Sebaiknya seorang negosiator sudah harus mampu memprediksi kemungkinan terbaik
dan terburuk yang mungkin timbul.
c. Kemampuan untuk mempersiapkan dengan baik. Tidak ada negosiasi yang baik
tanpa persiapan yang baik. Negosiator ulung selalu mempersiapkan segala
sesuaatu, mulai dari hal besar hingga hal kecil jauh sebelum pelaksanaan
negosiasi. Namun, tak jarang seorang negosiator harus mampu melakukan negosiasi
pada saat yang tidak terduga.
d. Kompetensi interaktif, yaiut mampu mendengarkan dan menanyakan pihak-piahk
lain. Menjawab lebih mudah dari memberikan pertanyaan yang baik, karena setiap
jawaban lahir karena ada pertanyaan. Tanpa adanya pertanyaan yang baik, jawaban
yang baik tidak bisa diharapkan.
e. Kemampuan menentukan prioritas. Dalam negosiasi, segala hal yang
dinegosiasikan adalah penting, hanya saja seorang negosiator harus mampu
memberikan prioritas kepada permasalahan yang ada, hingga tersusun dalam
tingkatan prioritas.
Dengan memiliki kemampuan dasar tersebut, diharapkan negosiator sudah
memiliki dasar pemikiran dan kemampuan untuk bernegosiasi. Selanjutnya, selain
kemampuan dasar tersebut, seorang negosiator harus memiliki kemampuan berbicara
(retorika) dan kemampuan memimpin (leadership) serta manajemen yang baik agar
mampu menetukan alur negosiasi dan melangsungkan negosiasi hingga tujuan
tercapai.
5.
Dua Jenis
Negosiator
Memandang negosiasi sebagai proses pertikaian. Masing-masing pihak
berusaha mendapatkan sebanyak mungkin jatah atau kemenangan dan memberikan
sesedikit mungkin jatah atau kemenangan bagi lawannya.
b.
Value
Creators
Mengutamakan proses yang akan menguntungkan kedua belah pihak. Mencoba
untuk menciptakan nilai tambah bagi kedua belah pihak yang bernegosiasi.
6.
Cakupan
Negoisasi
Dalam konteks organisasi, negosiasi dapat terjadi :
a.
Antara dua
orang
Misal: pada saat manajer dan bawahannya memutuskan tanggal penyelesaian
proyek yang harus diselesaikan oleh bawahan.
b.
Dalam
kelompok
Misal: untuk mengambil keputusan kelompok atas suatu kasus.
c.
Antar
kelompok
Misal: bagian pembelian dengan pemasok dalam kesepakatan harga, kualitas
atau tanggal penyerahan barang.
7.
Unsur-unsur
Negosiasi
a.
Ketergantungan
dalam suatu tingkatan, antara pihak-pihak yang terlibat.
b.
Ketidaksepakatan
atau konflik (baik konflik nyata atau yang tersembunyi).
c.
Interaksi
yang oportunistik (setiap pihak punya keinginan untuk berusaha mempengaruhi
orang lain)
d.
Kesepakatan.
8.
Tujuan
Negoisasi
a.
Tujuan
agresif - berusaha memperoleh keuntungan dari kerugian (damage) pihak lawan.
b.
Tujuan
kompetitif - berusaha memperoleh sesuatu yang lebih (getting more) dari pihak lawan.
c.
Tujuan
kooperatif - berusaha memperoleh kesepakatan yang saling menguntungkan (mutual gain).
d.
Tujuan
pemusatan diri - berusaha memperoleh keuntungan tanpa memperhatikan penerimaan
pihak lain.
e.
Tujuan
defensif - berusaha memperoleh hasil dengan menghindari yang negative.
9.
Gaya-gaya
Negoisasi
Dalam gaya negosiasi dapat dijelaskan dalam dua dimensi, yaitu arah dan kekuatan :
a.
Arah berbicara tentang cara kita menangani informasi.
·
Mendorong (push), yaitu memberi informasi, mengajukan usul, melalaikan kontribusi orang lain.
·
Menarik (pull), yaitu mengajukan pertanyaan untuk mendapatkan informasi, meminta saran, memastikan
pemahaman, meminta kejelasan, menyatakan perasaan kita.
b.
Kekuatan berbicara
tentang keluwesan kita untuk beranjak dari kedudukan kita yang semula.
·
Bersikap keras : kita ingin menang
berapapun harganya, tidak akan mengalah atau mundur, tidak akan menerima
tawaran apapun, kita mengejar sasaran yang tinggi.
·
Bersikap lunak : kita mengalah,
ragu-ragu, sulit untuk berkata tidak, menyesuaikan diri.
10.
Prasyarat Negoisasi
Yang Efektif
a.
Kemauan (wilingness),
mau menyelesaikan masalah dan bernegoisasi secara sukarela.
b.
Kesiapan (preparedness),
siap melakukan negoisasi.
c.
Kewenangan
(authoritative), mempunyai wewenang mengambil keputusan.
d.
Keseimbangan kekkuatan
(equal bargaining power), memiliki kekuatan yang relatif seimbang sehingga
dapat menciptakan saling ketergantungan.
e.
Keterlibatan seluruh
pihak terkait (stakeholdership), dukungan seluruh pihak terkait dalam proses
negoisasi.
f.
Holistik
(comprehensive), pembahasan permasalahan secara menyeluruh.
g.
Komunikasi dan rasa
percaya antara sesama pihak masih ada.
h.
Sengketa tidak terlalu
pelik.
i.
Tanpa prasangka,
segala komunikasi atau diskusi dalam rangka menyelesaikan sengketa tidak dapat
sebagai bukti.
Prasyarat
Negoisasi yang Efektif
B.
Proses
Negoisasi
Seperti
proses dan teknik komunikasi yang lain, negosiasi mengharuskan kita untuk mempersiapkan diri dari persiapan, pelaksanaan
sampai bagaimana kita menutup proses tersebut. Persiapan dimulai dengan rencana
– sasaran akhir dan strategi untuk mencapainya, tujuan yang diinginkan,
persiapan diri, melihat posisi lawan komunikasi, pendekatan dan strategi yang
tepat, dan suasana yang mendukung. Saat pelaksanaan negosiasi, membaca
tanda-tanda nonverbal, membuat dan menanggapi usulan, menentukan posisi
kita, dan menanggapi siasat yang
diberikan lawan kita. Pada proses menutup negosiasi, bagaimana membahas konsesi
dan posisi kita, cara menutup yang berkesan, mengatasi kemacetan dan
menghasilkan sebuah hasil yang diharapkan bila tidak mencari solusi lain yang
tepat dan terakhir melaksanakan keputusan yang dibuat.
Langkah-langkah bernegoisasi
1.
Persiapan
Langkah
pertama dalam melakukan negosiasi adalah langkah persiapan. Persiapan yang baik merupakan fondasi yang kokoh bagi
negosiasi yang akan kita lakukan. Hal tersebut akan memberikan rasa percaya
diri yang kita butuhkan dalam melakukan negosiasi. Yang pertama harus kita
lakukan dalam langkah persiapan adalah menentukan secara jelas apa yang ingin
kita capai dalam negosiasi. Tujuan ini harus jelas dan terukur, sehingga kita
bisa membangun ruang untuk bernegosiasi. Tanpa tujuan yang terukur, kita tidak
memiliki pegangan untuk melakukan tawar-menawar atau berkompromi dengan pihak
lainnya. Hal kedua dalam persiapan negosiasi adalah kesiapan mental kita.
Usahakan kita dalam kondisi relaks dan tidak tegang. Cara yang paling mudah
adalah dengan melakukan relaksasi. Bagi kita yang menguasai teknik pemrograman
kembali bawah sadar (subconscious reprogramming) kita dapat melakukan latihan
negosiasi dalam pikiran bawah sadar kita, sehingga setelah melakukannya
berkali-kali secara mental, kita menjadi lebih siap dan percaya diri.
2.
Pembukaan
Mengawali sebuah negosiasi tidaklah semudah yang kita bayangkan. Kita harus mampu menciptakan atmosfir atau suasana yang tepat sebelum proses negosiasi dimulai. Untuk mengawali sebuah negosiasi dengan baik dan benar, kita perlu memiliki rasa percaya diri, ketenangan, dan kejelasan dari tujuan kita melakukan negosiasi. Ada tiga sikap yang perlu kita kembangkan dalam mengawali negosiasi yaitu: pleasant (menyenangkan), assertive (tegas, tidak plin-plan), dan firm (teguh dalam pendirian). Senyum juga salah satu hal yang kita perlukan dalam mengawali sebuah negosiasi, sehingga hal tersebut akan memberikan perasaan nyaman dan terbuka bagi kedua pihak. Berikut ada beberapa tahapan dalam mengawali sebuah negosiasi :
Mengawali sebuah negosiasi tidaklah semudah yang kita bayangkan. Kita harus mampu menciptakan atmosfir atau suasana yang tepat sebelum proses negosiasi dimulai. Untuk mengawali sebuah negosiasi dengan baik dan benar, kita perlu memiliki rasa percaya diri, ketenangan, dan kejelasan dari tujuan kita melakukan negosiasi. Ada tiga sikap yang perlu kita kembangkan dalam mengawali negosiasi yaitu: pleasant (menyenangkan), assertive (tegas, tidak plin-plan), dan firm (teguh dalam pendirian). Senyum juga salah satu hal yang kita perlukan dalam mengawali sebuah negosiasi, sehingga hal tersebut akan memberikan perasaan nyaman dan terbuka bagi kedua pihak. Berikut ada beberapa tahapan dalam mengawali sebuah negosiasi :
a.
Jangan
memegang apa pun di tangan kanan anda ketika memasuki ruangan negosiasi.
b.
Ulurkan
tangan untuk berjabat tangan terlebih dulu.
c.
Jabat tangan
dengan tegas dan singkat.
d.
Berikan
senyum dan katakan sesuatu yang pas untuk mengawali pembicaraan.
Selanjutnya dalam pembicaraan awal, mulailah dengan membangun common
ground, yaitu sesuatu yang menjadi kesamaan antar kedua pihak dan dapat
dijadikan landasan bahwa pada dasarnya selain memiliki perbedaan, kedua pihak
memiliki beberapa kesamaan yang dapat dijadikan dasar untuk membangun rasa
percaya.
3.
Memulai
proses negosiasi
Langkah pertama
dalam memulai proses negosiasi adalah menyampaikan (proposing) apa yang menjadi keinginan atau tuntutan kita.
Yang perlu diperhatikan dalam proses penyampaian tujuan kita tersebut adalah :
a.
Tunggu saat
yang tepat bagi kedua pihak untuk memulai pembicaraan pada materi pokok negosiasi.
b.
Sampaikan
pokok-pokok keinginan atau tuntutan pihak anda secara jelas, singkat dan penuh
percaya diri.
c.
Tekankan
bahwa anda atau organisasi anda berkeinginan untuk mencapai suatu kesepakatan
dengan mereka.
d.
Sediakan
ruang untuk manuver atau tawar-menawar dalam negosiasi, jangan membuat hanya
dua pilihan ya atau tidak.
e.
Sampaikan
bahwa jika mereka
memberi anda ini anda akan memberi mereka itu. Sehingga mereka mengerti dengan
jelas apa yang harus mereka berikan sebagai kompensasi dari apa yang akan kita
berikan.
f.
Mendengarkan
dengan efektif apa yang ditawarkan atau yang menjadi tuntutan pihak lain.
Mendengar dengan efektif memerlukan kebiasaan dan teknik-teknik tertentu. Seperti misalnya bagaimana
mengartikan gerakan tubuh dan ekspresi wajah pembicara. Usahakan selalu
membangun kontak mata dengan pembicara dan kita berada dalam kondisi yang
relaks namun penuh perhatian.
4.
Zona Tawar
Menawar (The Bargaining Zone)
Dalam
proses intidari negosiasi, yaitu proses
tawar menawar, kita perlu mengetahui apa itu The Bargaining Zone (TBZ). TBZ
adalah suatu wilayah ruang yang dibatasi oleh harga penawaran pihak penjual
(Seller’s Opening Price) dan Tawaran awal oleh pembeli (Buyer’s Opening Offer).
Di antara kedua titik tersebut terdapat Buyer’s Ideal Offer, Buyer’s Realistic
Price dan Buyer’s Highest Price pada sisi pembeli dan Seller’s Ideal Price,
Seller’s Realistic Price dan Seller’s Lowest Price pada sisi pembeli.
Kesepakatan kedua belah pihak yang paling baik adalah terjadi di dalam wilayah
yang disebut Final Offer Zone yang dibatasi oleh Seller’s Realistic Price dan
Buyer’s Realistic Price. Biasanya kesepakatan terjadi ketika terdapat suatu
overlap antara pembeli dan penjual dalam wilayah Final Offer Zone.
5.
Membangun
Kesepakatan
Babak terakhir
dalam proses negosiasi adalah membangun
kesepakatan dan menutup negosiasi. Ketika tercapai kesepakatan biasanya kedua
pihak melakukan jabat tangan sebagai tanda bahwa kesepakatan (deal or
agreement) telah dicapai dan kedua pihak memiliki komitmen untuk
melaksanakannya. Yang perlu kita ketahui dalam negosiasi tidak akan pernah
tercapai kesepakatan kalau sejak awal masing-masing atau salah satu pihak tidak
memiliki niat untuk mencapai kesepakatan. Kesepakatan harus dibangun dari
keinginan atau niat dari kedua belah pihak, sehingga kita tidak bertepuk
sebelah tangan. Karena itu, penting
sekali dalam awal-awal negosiasi kita memahami dan mengetahui sikap dari pihak
lain, melalui apa yang disampaikan secara lisan, bahasa gerak tubuh maupun
ekspresi wajah. Karena jika sejak awal salah satu pihak ada yang tidak memiliki
niat atau keinginan untuk mencapai kesepakatan, maka hal tersebut berarti
membuang waktu dan energi kita. Untuk itu perlu dicari jalan lain, seperti
misalnya: conciliation, mediation dan arbitration melalui pihak ketiga.
C.
Negoisasi
Dengan Hati
Pada dasarnya
negosiasi adalah cara bagaimana kita
mengenali, mengelola dan mengendalikan emosi kita dan emosi pihak lain. Di
sinilah seringkali banyak di antara kita tidak menyadari bahwa negosiasi
sebenarnya lebih banyak melibatkan apa yang ada di dalam hati atau jiwa
seseorang. Ini seperti gambaran sebuah gunung es, di mana puncak yang kelihatan
merupakan hal-hal yang formal, tuntutan yang dinyatakan dengan jelas, kebijakan
atau prosedur perusahaan, maupun hubungan atau relasi bisnis yang didasarkan
pada hitungan untung rugi.
Sedangkan yang sering dilupakan dalam proses negosiasi adalah hal-hal yang
tidak kelihatan, seperti misalnya hasrat,keinginan,
perasaan, nilai-nilai maupun keyakinan yang dianut oleh individual yang
terlibat dalam konflik atau yang terlibat dalam proses negosiasi. Hal-hal yang di dalam inilah justru seringkali menjadi kunci terciptanya
negosiasi yang sukses dan efektif.
Negosiasi sebenarnya melibatkan tiga hal pokok yang kami sebut sebagai
Negotiation Triangle, yaitu terdiri dari HEART (yaitu karakter atau apa yang
ada di dalam kita yang menjadi dasar dalam kita melakukan negosiasi), HEAD
(yaitu metoda atau teknik-teknik yang kita gunakan dalam melakukan negosiasi),
HANDS (yaitu kebiasaan-kebiasaan dan perilaku kita dalam melakukan negosiasi
yang semakin menunjukkan jam terbang kita menuju keunggulan atau keahlian dalam
bernegosiasi).
Jadi, sebenarnya tidaklah cukup melakukan negosiasi hanya berdasarkan
hal-hal formal, kebijakan dan prosedur, atau teknik-teknik dalam negosiasi.
Justru kita perlu menggunakan ketiga komponen tersebut yaitu: karakter, metoda
dan perilaku. Dalam banyak hal, negosiasi justru tidak terselesaikan di meja
perundingan atau meja rapat formal, tetapi justru dalam suasana yang lebih
informal dan relaks, di mana kedua pihak berbicara dengan hati dan memanfaatkan
sisi kemanusiaan pihak lainnya. Karena pada dasarnya selain hal-hal formal yang
ada dalam proses negosiasi, setiap manusia memiliki keinginan, hasrat,
perasaan, nilai-nilai dan keyakinan yang menjadi dasar bagi setiap langkah
pengambilan keputusan yang dilakukannya.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Negosiasi
adalah proses komunikasi antara penjual dan calon pembeli baik perorangan
maupun kelompok yang di dalamnya terjadi diskusi dan perundingan untuk mencapai
kesepakatan tujuan yang saling menguntungkan kedua belah pihak.
Dalam proses negosiasi masing-masing kedua belah pihak
harus meletakan negosiasi di atas segalanya untuk mencapai tujuan bersama
sehingga negosiasi dapat di lakukan dengan baik.
Kita semua
adalah negoisiator yang selalu melakukan negoisiasi setiap hari. Hanya saja,
kita tidak sadar, jikalau kita sedang melakukan suatu negoisasi. Negosiasi tidaklah untuk mencari pemenang dan
pecundang dalam setiap negosiasi
terdapat kesempatan untuk menggunakan kemampuan sosial dan komunikasi efektif
dan kreatif untuk membawa kedua belah pihak ke arah hasil yang positif bagi
kepentingan bersama. karena pada
dasarnya sebuah negoisasi adalah sebuah kesepakatan diantara orang-orang yang
melakukan negoisasi.
Kemampuan bernegoisasi sangat dibutuhkan, karena setiap aktivitas
membuthkan negoisasi. Kita selalu melakukan negoisasi kepada orang tua, kakak,
adik, anak, suami, istri, teman, kerabat bahkan negoisasi terhadap diri sendiri
kerap kita lakukan. Orang-orang yang selalu melakukan negoisasi adalah cerdas.
Mengapa? Karena dalam negoisasi terdapat kesepakatan yang menghasilkan
keputusan dan keputusan itu adalah hal yang menyangkut dengan kepentingan diri
sendiri yang mengambil sebuah resiko dan mengharapkan keuntungan tertentu. Untuk
itu, latihlah diri anda untuk selalu
bernegoisasi.
B.
Saran
Dalam proses Negosiasi masing-masing kedua belah pihak
1.
Seharusnya meletakan negosiasi di atas segalanya untuk
mencapai tujuan dan kesepakatan bersama.
2.
Selain itu di butuhkan keahlian dalam pengetahuan
tentang perilaku konsumen,segmen pasar yang di hadapi,target dalam
pemasaran,tata cara pembuatan administrasi penjualan.
3.
Dan juga bagaimana mengidenfikasi keberatan calon pelanggan.
Kesepakatan dalam negoisasi ini sebagai dasar jaminan untuk keberhasilan
dalam bernegoisasi.
Comments
Post a Comment