Part 1:
Kemarin, lebih tepatnya Kamis, 20 April 2017 pukul 2:10 PM gw berbincang dengan salah satu pedagang kaki lima di pasar tradisional. Kami banyak bicara tentang kondisi perekonomian, tentang politik, dan tentang apa saja yang membuat kami heran akan kehidupan.
Lalu ketika itu dia memotong pembicaraan dan bilang sebentar ya bro, dan ia berjalan ke arah belakang pasar. Sontak gw bingung kok dia berani ya meninggalkan dagangannya.
Sesaat dia pergi ada beberapa konsumen yang ingin membeli dagangan pedagang itu, alhasil gw hanya bisa bilang "Maaf bu abangnya lagi kebelakang sebentar".
15 menit berselang ia baru kembali dan gw langsung nanya "bang tadi kemana? Padahal barusan ada yang mau beli", dan reaksi pedagang itu hanya menjawab dengan senyuman.
Lalu ia bicara "rezeki, hidup, maut udeh ada yang ngatur. Jadi nggak usah perlu khawatir. Barusan saya menjalankan kewajiban, 10 menit lagi masuk waktu ashar. Makanya tadi takut kelewat dzuhurnya karena keasikan ngobrol". Gw langsung terdiam sejenak.
Lalu ia bicara kembali "yang penting jatah istri buat ngebulin dapur sama saku anak sekolah ada, jadi nggak usah terlalu ngejar duniawi, capek! Kita juga harus mikirin akhirat. Makanya saya menjalankan Perintah-Nya, soal diterima apa kaga itu udeh urusan yang di atas, yang penting saya menjalankan perintahnya & menjauhi larangannya. Inget semua yang hidup di dunia pasti mati, dan kita mati nggak akan bawa apa-apa, selain bawa dosa & pahala", begitu ucap pedagang itu.
Part 2:
Esok harinya, tepat hari ini Jum'at, 21 April 2017 ketika gw sedang Jum'atan ada seseorang yang meninggal, jenazah pun sudah berada di dalam masjid dan siap untuk di sholatkan ba'da Jum'at.
Ya ternyata yang meninggal itu istri dari tetangga belakang rumah gw, dimana suaminya sekarang sedang berusaha melawan penyakit yang dideritanya dan esok hari akan dilangsungkan operasi terhadapnya.
Hingga dokter pun enggan memberi izin suaminya untuk menemani dan mengantarkan sang istri ke tempat akhir peristirahatannya, dengan alasan lemahnya kondisi fisik sang suami dan takut terjadi sesuatu hal.
Subhanallah rencana Tuhan tidak ada yang tahu, ada sosok yang begitu sederhana, dia percaya bahwa Tuhan selalu ada untuknya, dan ada cinta yang dipisahkan oleh kematian, bahkan hanya untuk menemani cintanya ke liang lahat pun enggan Tuhan berikan.
Two days, I get two lessons in this life.
Dan seketika gw terhanyut dalam alunan lagu Putih-nya Efek Rumah Kaca
Dan Kematian Keniscayaan
Di persimpangan atau kerongkongan
Tiba tiba datang atau dinantikan
Dan kematian kesempurnaan
Dan kematian hanya perpindahan
Dan kematian awal kekekalan
Karena kematian untuk kehidupan
Comments
Post a Comment